Kamis, 10 September 2009

AKPER KERINCI

INFEKSI PADA IBU POST PARTUM

Pengalaman melahirkan bagi seorang perempuan sangat berarti. Perjuangan hidup dan mati dipertaruhkan demi lahirnya sang buah hati. Penang nan yang tepat oleh orang yang terampil dan terperaya menjadikan proses kelahiran berjalan dengan lancar, namun bila penanganan tidak tepat dapat menimbulkan masalah. Permasalahan pada ibu post partum sangatlah kompleks, satu di antaranya adalah insfeksi post partum .
Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadi insfeksi pada ibu post partum seperti manipulasi penolong yang tidak steril , pemeriksaan dalam yang berulang ulang dapat membawa bakteri ke dalam rahim , alat alat yang tidak steril , dan masih banyak penyebab penyebab terjainya insfeksi .
Insfeksi post partum juga dapat di cegah dengan berbagai cara , sejak hamil , ibu jangan sampai anemia , ibu mendapat pendidikan kesehatan tentang menjaga kebersihan post partum, didukung dengan pertolongan persalinan yang sesuai standar dan perawatan post partum yang benar


BAB II
TINJAUAN TEORI

A . DEFINISI
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat - alat genitalia dalam masa nifas .Masuknya kuman - kuman dapat terjadi dalam kehamilan, waktu persalinan dan nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun .
Morbiditas puerpuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum, kecuali pada hari pertama.

B . ETIOLOGI
Bermacam macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan , seperti eksogen (kuman datang dari luar ) , autogen ( kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh ) , dan endogen ( dari jalan lahir sendiri ) . Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50 % adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir .
Kuman kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
1 . Streptococcus haemoliticus aerobic.
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain , alat alat yang tidak steril , tangan penolong , dan sebagainya .
2 . Staphylococcus aureus.
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit .
3 . Escherichia coli.
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum , menyebabkan infeksi terbatas .
4 . Clostridium welchii.
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya , sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit .

C . MANIFESTASI KLINIK
Infeksi nifas dapat di bagi atas 2 golongan , yaitu :
1. Infeksi yang terbatas pada perineum , vulva , vagina , serviks , dan endometrium .
2. Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena , jalan limfe dan permukaan dan endometrium .
Infeksi perineum , vulva, vagina ,dan serviks :
- Gejalanya berupa rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi , kadang - kadang perih saat kencing .
- Bila getah radang bisa keluar , biasanya keadaannya tidak berat , suhu sekitar 380C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka yang terinsfeksi , tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 – 400C, kadang - kadang disertai menggigil .
Endometritis :
- Kadang kadang lokhea tertahan dalam uterus oleh darah , sisa plasenta dan selaput ketuban yang disebut lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu .
- Uterus agak membesar , nyeri pada perabaan dan lembek .
Septikemia :
- Sejak permulaan , pasien sudah sakit dan lemah .
- Sampai 3 hari pasca persalinan suhu meningkat dengan cepat , biasanya disertai menggigil .
- Suhu sekitar 39-400C, keadaan umum cepat memburuk , nadi cepat ( 140-160 kali per menit atau lebih ) .
- Pasien dapat meninggal dalam 6 - 7 hari pasca persalinan .
Piemia :
- Tidak lama pasca persalinan , pasien sudah merasa sakit , perut nyeri dan suhu agak meningkat .
- Gejala insfeksi umum dan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman dengan emboli memasuki peredaran darah umum .
- Ciri khasnya adalah berulang - ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil lalu diikuti oleh turunnya suhu .
- Lambat laun timbul gejala abses paru, pneumonia dan pleuritis .
Peritonitis :
- Pada peritonitis umum terjadi peningkatan suhu tubuh , nadi cepat dan kecil , perut kembung dan nyeri , dan ada defense musculaire .
- Muka yang semula kemerah - merahan menjadi pucat , mata cekung , kulit muka dingin , terdapat fasies hippocratica .
- Pada peritonitis yang terbatas di daerah pelvis, gejala tidak seberat peritonitis umum.
- Peritonitis yang terbatas : pasien demam, perut bawah nyeri tetapi keadaan umum tidak baik .
- Bisa terdapat pembentukan abses .
Selulitis pelvik :
- Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam , patut dicurigai adanya selulitis pelvic .
- Gejala akan semakin lebih jelas pada perkembangannya .
- Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus .
- Di tengah jaringan yang meradang itu bisa timbul abses dimana suhu yang mula mula tinggi menetap , menjadi naik turun disertai menggigil .
- Pasien tampak sakit , nadi cepat , dan nyeri perut .


BAB III
PENUTUP

Setelah kita belajar tentang infeksi pada ibu post partum kita dapat menyimpulkan bahwa infeksi post partum juga tidak jauh berbeda dengan infeksi - infeksi yang lain .
Gambaran klinis dan diagnosis yang tepat akan menentukan pengobatan dan perawatan pada infeksi post partum sehingga